Sabtu, 15 Oktober 2011

Tips Penting Membeli Sapi


Sumber : http://forum-warga.web.id
 
Hati-hati terhadap penipuan, dan sebaiknya kita tidak cuek terhadap hal tersebut. Karena membiarkan sesuatu yang salah, berarti kita pun turut berbuat salah, bila kita sebenarnya mampu mencegahnya, bahkan bisa meluruskannya.
Anda JANGAN PERCAYA jika pedagang sapi mengatakan bahwa sapi ini beratnya SEKIAN kg (umumnya dilebih-lebihkan 1,5 sampai 2 kali berat sesungguhnya). Sapi dengan berat 300 kg, dibilang 500 kg dsb, kemudian Anda membelinya, dan Anda bilang ke tetangga atau panitia kurban beratnya 500 kg, padahal mereka yang ahli sapi tahu kalau itu sekitar 300 kg, Anda yang dianggap berbohong (membesar-besarkan beratnya).
Mohon hati-hati, benar-benar nggak enak rasanya kalau tertipu .
Jadi kalau membeli sapi, Anda minta sapi tersebut DITIMBANG DI DEPAN ANDA. Timbangan sapi sangat mudah diperoleh atau bisa pinjam ke pedagang lainnya atau ke peternak. Begitu selesai ditimbang, maka langsung Anda minta sapi tsb ditandai (seandainya Anda jadi membelinya).
Kalau pedagang tsb tidak mau menimbang sapinya di depan Anda, maka JANGAN MEMBELI-nya, hampir dapat dipastikan dia berbohong. Umumnya mereka mengatakan "wah ribet/ruwet sekali kalau ditimbang segala", atau bilang sulit memperoleh timbangan sapi, padahal sangat mudah menimbang sapi.
Dimohon Anda tidak cuek dan turut peduli serta turut mendidik pedagang agar JUJUR, dengan cara TIDAK MEMBELI-nya. Seandainya semua pembeli seperti ini, maka pedagang yang tidak jujur akan merugi, dan itu akan memberinya pelajaran untuk bertindak jujur.

Dengan cara demikian, insyaAllah Dunia Islam akan lebih baik dan lebih maju.

"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat." (QS. Al-An'am [6] : ayat 152)
"Dan Syuaib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan." (QS. Hud [11] : ayat 85)
Berbeda dengan membeli kambing, umumnya memang tidak ditimbang lagi di depan pembelinya, jadi seperti membeli barang seni.
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Bocoran cara membeli properti gratis

Sekedar berbagi, agar kita semua mempunyai wawasan bisnis yang lebih luas & mohon maaf jika diluar peternakan...


Kalau kita liat di internet ada beberapa iklan yang kurang lebih kata katanya itu cara mendapatkan atau membeli properti gratis malah dapet duit. Mungkin jika kita mikir secara langsung dari kata kata itu mana mungkin alias gak masuk akal.
Nah kalau di iklan iklan itu biasanya kita di suruh ke sebuah situs dan nanti kita di suruh beli sebuah ebook yang di dalam ebook itu katanya adalah cara untuk mendapatkan properti secara gratis malah dapet duit.
Dari beberapa pernyataan dalam iklan yang banyak beredar tersebut saya nyatakan benar bahwa membeli properti gratis dan malah dapet duit itu memang benar bisa terjadi.
Disini saya tidak menjual ebook cara mendapatkan properti gratis malah dapet duit, tapi saya sedikit ungkapkan cara cara untuk mendapatkan properti secara gratis dan malah dapet duit.
Dari kisah beberapa teman dan kita juga bisa mempraktekannya dilapangan jika mau. Mungkin ada yg tanya bagaimana cara nya.
saya sedikit kasih informasi yang saya dapatkan dan saya liat di lapangan mengenai cara mendapatkan properti gratis ini.
pertama untuk mendapatkan properti gratis ada hal yang harus kita penuhi. Untuk mendapatkan properti tersebut kita menggunakan jasa KPR bank. dan untuk bisa mendapatkan KPR bank kita harus memiliki syarat administrasi yang di syaratkan oleh bank.
Untuk syarat administrasi ini mungkin sudah pada tahu lah karena bisa kita temui di promo promo kpr perbankan.
Sekarang begini caranya, Misal saya ingin membeli sebuah rumah, ruko tapi saya tidak punya uang karena memang tidak punya. saya tentu akan ke bank untuk minta pinjeman berupa kredit KPR.
Bank biasanya mau membayar rumah yang kita maksud melalui KPR dengan syarat tertentu dan max pembiayaan biasanya 80%.
Untuk mendapatkan properti gratis ini biasanya adalah properti bekas karena kalo properti baru biasanya harga dari bank tidak tinggi.
Celah untuk mendapatkannya adalah dengan cara kita membeli sebuah rumah bekas, misal di sebuah komplek atau daerah, sebuah rumah dengan luas tanah misalnya 200m2 di hargai oleh bank 500 juta. berarti kita bisa pinjem sama bank duit 300 – 400 juta. nah kita ke lapangan dan nemui ada orang jual rumah dengan luas tanah 200m2 tadi misalnya harga mati di angka 200 atau 250 juta, berarti ada selisih dari harga bank dan harga dari penjual. Disinilah letak permainannya.
Kita udah tawar rumah tadi di angka 200 juta misalnya, dan kita ke bank minta KPR dan bank menghargai ( apresiasi) rumah di dearah tsb seharga 500 juta, berarti dengan sedikit nego2 kita bisa dapet 400 juta ( 80%).
Sekarang kita siapkan syaratnya supaya bank kasih KPR, biasanya bank minta syarat kalau kita udah bayar DP 20 % dari harga rumah, kita buat aja kong kali kong sama yg jual bahwa udah setor 100 juta ke dia, berarti sisa yg 400 juta di bayarkan oleh nak ke penjual padahal kita tidak punya duit sama sekali.
nah karena udah beres tadi, bank akan bayarkan sisanya yg 400 juta, karena harga nya cuma 200 juta maka ada selisih 200 juta yang nganggur, nah disinilah apa yg disebut membeli rumah gratis malah dapet duit.
Nah lalu kita berpikir untuk membayarnya gimana, dengan uang sisa 200 juta kalau lokasinya bagus rumah tadi bisa kita jadikan tempat usaha atau bisa di sewakan jadi tempet kost kosan, jadi ada pemasukan tiap bulannya. pemasukan inilah kita gunakakn untuk bayar KPR bank.
Nah kurang lebih bgt caranya, tapi tentu perjalannnya tidak semua cerita di atas, masih perlu syarat administrasi bank, nego2 penjual, nego bank sehingga semua lancar.
Saya ada pengalaman dengan 1 unit ruko, Ceritanya ada orang jual ruko dengan harga jual 350 juta sebelum di tawar. Karena iseng2 di tanya ke temen di bank bahwa di daerah itu ruko di hargai 1 – 1 ,1 M.  Kenapa ruko tadi kok murah bener karena memang pasaran ruko di daerah itu adalah 1 – 1,5 M. Ternyata ruko itu lookasinya agak nyempir alias di belakang ruko yang mahal itu hehe. tapi alamatnya masih di jalan yang sama dengan ruko harga mahal.
nah tanpa perlu nego lagi, ruko tadi di tanya dan minta di bantu tapi si yg perantara nya minta jatah preman dan dibank nya juga di direktur bank juga minta jatah preman waduh banyak jatah, kalau di itung2 abis jatah preman tadi kisaran 16 juta. KPR tembus di angka 950 juta. berarti ada sisa duit 950 – 30% dari 950 juta – 350 juta = 315 juta
Duit sisah 315 juta inilah di buat untuk bagi2 jatah preman, buka usaha kecil2an untuk bayar ruko yg lumayan besar kalau gak kebayar ya duit jatah preman tadi rugi karena ruko ditarik lagi, makanya cepet balikin duit jata preman tadi ke kantong hehehe
Ada juga tawaran rumah di perumahan, dengan  model akal akalan antara pembeli dan penjual via kpr juga. Disini developer menjual rumah tipe 45 dengan harga tipe 45 tapi yang kita dapatkan rumah tipe 36 dan tentu cachback untuk buka usaha kisaran 30 juta. banyak yang ambil waktu itu kalo gak kebayar di ambil sama bank, kita gak rugi2 apa selain capek.
jadi pada prinsipnya untuk membeli properti gratis itu bisa saja terjadi dengan syarat ada selisih antara harga jual oleh penjual sama apresiasi oleh bank. dan untuk membayar properti tsb kalau bisa dibuatkan usaha dari sisa duit yang kita dapatkan tadi, kalau memang kurang terpaksa nombok. Mendapatkan properti model ini biasanya ada celah jika properti tersebut adalah properti bekas karena kalau masih baru harganya blm bisa tinggi oleh bank.
Jadi kalau mau gak perlu beli ebook yg di jual itulah tapi kalau kurang faham bisa aja coba2 beli soalnya saya juga belum liat gimana ebook nya hehhee. Cuma cara cara ini udah sering dipraktekan sama teman2 pengusaha.  Kalau udah ambil  kpr di bank saran saya jangan sampe nunggak atau gak kebayar karena nama kita akan rusak di BI. kalau udah rusak di BI maka untuk pinjem dana ke bank kedepannya akan sulit.
Untuk model ini ada temen yang ambisius sekali untuk membeli properti dengan cara ini, selama lokasi dan harganya bagus cara ini bisa bener2 gratis
semoga bermanfaat

Senin, 03 Oktober 2011

Jangan Remehkan Peluang Sekecil Apapun


Saya mengucapkan "Selamat Hari Raya Iedul Fitri" untuk Anda yang merayakannya. Semoga semua amal ibadah kita selama bulan suci Ramadhan mendapatkan manfaat dan pahala-Nya. Dan kita semua kembali suci, mengisi lembaran hidup kita dengan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya (mohon maaf yang teramat sangat karena banyaknya kendala, sehingga saya lama cuti...he...he..., dan berikut ada sebuah motifasi dari tetangga yang bisa saya share yang mungkin bisa bermanfaat...

Dalam berbagai kesempatan, saya selalu bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang. Suatu ketika, saya bertemu dengan seorang pengusaha pakaian muslimah. Ia berjualan di Tanah Abang. Konternya selalu ramai dipadati pembeli. Orang yang memesan untuk dijual lagi pun banyak yang berdatangan ke konternya. Selain dikenal mempunyai produk baju-baju muslim yang berkualitas bagus, harga yang ditawarkannya pun termasuk murah.

Ibu ini, sebutlah namanya Bu Suci, sebelumya adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta. Menurut penuturannya, ia sebenarnya punya jenjang karir yang lumayan bagus di kantornya. Jabatan terakhirnya adalah senior manager bidang keuangan. Suatu ketika, ia membeli sebuah baju muslim di Tanah Abang yang akan digunakan untuk mengikuti pengajian di kantornya. Singkat cerita, ternyata rekan sekantornya banyak yang berminat untuk mendapatkan baju sejenis miliknya. Satu dua orang kemudian memesan untuk dibelikan baju yang sama.
Untuk satu pesanan baju, ia menetapkan harga dengan selisih keuntungan sekitar Rp20 ribu per baju. Jika dinilai dengan upaya belanja ke Tanah Abang, keuntungan itu hanya untuk menutupi ongkos transportasi saja. Meski begitu, Bu Suci sudah merasa senang. Karena, ia merasa bahwa ternyata baju yang dibeli di Tanah Abang bisa dijual dengan harga lebih mahal. Maka, meski kecil untungnya, ia pun kemudian rajin menawarkan baju-baju model lain yang juga diperolehnya dari Tanah Abang ke rekan kerja atau tetangganya.

Tak disangka, sambutan pasar pun makin baik. Dari satu dua pesanan, akhirnya jumlah pemesan pun makin banyak. Bahkan, jika mendekati hari raya, pesanan pembelian sangat berlimpah. Tak terasa, keuntungan yang diraih pun makin berlipat. Melihat keuntungan yang makin naik, Bu Suci pun akhirnya memutuskan untuk menekuni penjualan baju lebih serius. Ia pun kemudian menjadi agen tunggal beberapa merek yang dijual di Tanah Abang. Hubungannya dengan supplier penyedia baju-baju muslim makin bagus. Pesanan yang mengalir kepadanya kemudian tak hanya menjelang hari raya, namun juga tetap banyak di hari-hari biasa.

Kini, Bu Suci akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di bank dan kemudian menyeriusi usaha jual baju muslim. Ia menggunakan metode direct selling dengan menyebar brosur ke semua relasinya. Ia juga melayani pembelian online dari website yang dikembangkannya. Uniknya, sampai sekarang, ia tak pernah punya usaha penjahitan sendiri. Jadi, dari dulu, ia hanya menjualkan produknya orang lain. Namun, karena pasar yang sudah makin luas, ia bisa mengambil barang ke supplier-nya dengan mudah. Bahkan, fasilitas harus membayar cash seperti yang dulu harus dilakukan saat mengawali usaha ini, kini tak lagi dialaminya. Kepercayaan para supplier baju sudah sangat tinggi kepada Bu Suci.

Saat ngobrol dengannya, saya pun bertanya kepadanya. Bagaimana Ibu bisa sampai memilih keluar kerja dan jadi pengusaha? Si Ibu enteng menjawab, "Karena saya merasa harus segera meraih peluang sekecil apapun yang ada di depan saya."

Jawaban yang sepele. Namun, jika dilihat dari bukti nyata yang dialaminya, Bu Suci seolah menegaskan, kesempatan baginya adalah sebutir mutiara yang harus segera diambilnya. Lepas dari pertimbangan apapun yang dimiliki Bu Suci saat memilih keluar kerja, sebenarnya apa yang disebut Bu Suci sebagai peluang kecil itu memang bertebaran di mana-mana. Sayangnya, kadang kita meremehkannya. Atau, bahkan, kita takut untuk meraihnya karena dianggap keuntungannya sangat minim. Padahal, jika diseriusi, untung yang kecil ini jika dikumpulkan bisa menjadi jauh berlipat ganda.

Maka, alangkah baik jika kita mulai saat ini tidak lagi meremehkan peluang, sekecil apapun, yang ada di depan kita. Bagi Anda yang punya bisnis percetakan misalnya. Jangan tolak pesanan kartu nama yang mungkin nilainya tak seberapa dari seseorang. Sebab, bisa jadi dari pesanan kecil itu, jika si pemesan puas, ia akan merekomendasikan usaha cetak Anda ke teman-temannya. Bagi Anda yang punya bisnis katering, jangan tolak pula pesanan-pesanan kecil yang masuk kepada Anda. Sebab, bisa jadi, dari pesanan yang sedikit, ia akan merekomendasikan katering Anda pada relasinya. Begitu seterusnya. Dari orderan kecil, dari peluang sekecil apapun, jika diseriusi, bisa jadi, akan terkumpul peluang-peluang lain yang jauh lebih besar, untuk memajukan usaha.

Oleh : Agoeng Widyatmoko - Konsultan independen usaha kecil (UKM)