Peluang Usaha Ayam kampung penghasil
telur tetas di pengaruhi oleh tingginya permintaan DOC ( Day Old Chick ) , dan
kurangnya penyedia telur ayam kampung untuk ditetaskan . Oleh sebab itu harga DOC
ayam kampung relatif stabil. Melirik kembali usaha pemeliharaan induk ayam
kampung sebagai penghasil telur tetas menurut kami tidak ada salahnya dan belum
terlambat. Usaha ini mengingatkan saya sewaktu duduk di kelas SD di mana saya
& ayah sudah memulai untuk melakukan pemeliharaan indukan ayam kampung
(kampung asli) dan hasilnya sungguh luar biasa untuk seorang anak yang baru
berumur 11 tahunan, alhamdulillah sudah bisa membeli sepeda dari hasil ternak
& menjual telur ayam kampung ( ini pengalaman asli ane nih).
Hal yang sama juga diakui oleh para
pengepul telur tetas, di mana mereka masih sulit untuk menambah jumlah barang
dagangan mereka disebabkan tidak ada nya penambahan jumlah produksi dan malah
cenderung turun dari waktu ke waktu. Hal ini tidak lain dikarenakan tidak
adanya manajemen pemeliharaan dari para peternak di mana mereka kurang
memikirkan ternak pengganti (replacement stock) sehingga kadang jumlah ayam
kampung pada suatu saat akan mengalami penurunan karena terjadi penurunan
jumlah populasi dikarenakan pemotongan di saat-saat tertentu seperti hari raya
iedul fitri, tahun baru masehi, imlek, maulud nabi dan lainnya.
Pengadaan Bibit
Jenis ayam kampung yang bisa diusahakan sebagai penghasil telur adalah ayam kampung asli (ayam sayur, ayam buras, ayam berkeliaran dan sebutan lainnya), ayam nunukan, ayam kedu putih, ayam kedu hitam, ayam pelung dan jenis lainnya. Dari jenis tersebut produksi telur tertinggi (per tahun) secara berurutan adalah ayam kedu hitam, kedu putih, dan nunukan, pelung dan sayur.
Jenis ayam kampung yang bisa diusahakan sebagai penghasil telur adalah ayam kampung asli (ayam sayur, ayam buras, ayam berkeliaran dan sebutan lainnya), ayam nunukan, ayam kedu putih, ayam kedu hitam, ayam pelung dan jenis lainnya. Dari jenis tersebut produksi telur tertinggi (per tahun) secara berurutan adalah ayam kedu hitam, kedu putih, dan nunukan, pelung dan sayur.
Untuk memulai usaha ini bisa dimulai
dengan membeli DOC dan melakukan seleksi sampai dengan ayam mulai bertelur,
bisa juga dengan membeli ayam dara (sekitar umur 20 minggu), dan bisa juga
membeli ayam yang sudah berproduksi (sekitar 7 bulan). Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan karenanya sebelum memulai usaha disarankan untuk menimbang-nimbang
dan memperbanyak informasi sebelum memutuskan pilihan usaha.
Pemberian Pakan
Pakan untuk ayam kampung tidaklah sesulit kalau kita memelihara ayam broiler, layer, itik/bebek atau juga puyuh. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal maka kita juga harus memperhatikan dan menjaga pakan pakan yang diberikan. Pakan untuk ayam kampung yang sudah berproduksi setidaknya mengandung protein 15% dan energi metabolis antara 2.800 – 2.900 kkal/kg. Dengan menggunakan komposisi campuran konsentrat ayam layer dengan dedak halus dengan perbandingan 1:4 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung yang sedang berproduksi. Sangat dianjurkan dalam pemeliharaan induk untuk memberikan hijauan yang dicacah/cincang kecil-kecil seperti tauge/kecambah, kangkung, bayam, selada air dan rumput-rumputan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pemberian hijauan yang dianjurkan 0,75-1,5 kg/100 ekor.
Pakan untuk ayam kampung tidaklah sesulit kalau kita memelihara ayam broiler, layer, itik/bebek atau juga puyuh. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal maka kita juga harus memperhatikan dan menjaga pakan pakan yang diberikan. Pakan untuk ayam kampung yang sudah berproduksi setidaknya mengandung protein 15% dan energi metabolis antara 2.800 – 2.900 kkal/kg. Dengan menggunakan komposisi campuran konsentrat ayam layer dengan dedak halus dengan perbandingan 1:4 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung yang sedang berproduksi. Sangat dianjurkan dalam pemeliharaan induk untuk memberikan hijauan yang dicacah/cincang kecil-kecil seperti tauge/kecambah, kangkung, bayam, selada air dan rumput-rumputan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pemberian hijauan yang dianjurkan 0,75-1,5 kg/100 ekor.
Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam kampung dewasa tidaklah sesulit memelihara ayam yang masih kecil. Mudahnya, cukup kita berikan pakan dan melakukan kontrol penyakit insyaallah ayam kampung sudah mampu berproduksi meskipun tidak menunjukkan produksi optimalnya. Pilihan dalam melakukan pemeliharaan bisa dengan ekstensif, semi intensif dan intensif. Kami tidak menganjurkan anda untuk melakukan pemeliharaan secara ekstensif karena sama artinya kita tidak mengubah cara beternak kita yang itu merupakan cara beternak dari zaman dulu. Maka tidak ada pilihan lain untuk yang benar-benar ingin sukses dalam beternak yaitu memilih sistem pemeliharaan secara semi intensif atau intensif dan semua kembali kepada kondisi masing-masing peternak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 1993, pemeliharaan ayam kampung secara intensif memberikan keuntungan terbesar bagi peternak, namun apabila dilihat dari perbandingan keuntungan dan biaya usaha maka sistem pemeliharaan semi intensif menunjukkan angka tertinggi.
Pemeliharaan ayam kampung dewasa tidaklah sesulit memelihara ayam yang masih kecil. Mudahnya, cukup kita berikan pakan dan melakukan kontrol penyakit insyaallah ayam kampung sudah mampu berproduksi meskipun tidak menunjukkan produksi optimalnya. Pilihan dalam melakukan pemeliharaan bisa dengan ekstensif, semi intensif dan intensif. Kami tidak menganjurkan anda untuk melakukan pemeliharaan secara ekstensif karena sama artinya kita tidak mengubah cara beternak kita yang itu merupakan cara beternak dari zaman dulu. Maka tidak ada pilihan lain untuk yang benar-benar ingin sukses dalam beternak yaitu memilih sistem pemeliharaan secara semi intensif atau intensif dan semua kembali kepada kondisi masing-masing peternak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 1993, pemeliharaan ayam kampung secara intensif memberikan keuntungan terbesar bagi peternak, namun apabila dilihat dari perbandingan keuntungan dan biaya usaha maka sistem pemeliharaan semi intensif menunjukkan angka tertinggi.
Langkah Selanjutnya
Setelah produksi berjalan maka sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan dalam memasarkan telur tersebut yaitu pertama apakah kita langsung menjual telur kita begitu saja atau kedua telur itu kita tetaskan sendiri kemudian kita menjual dalam bentuk DOC ? beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah ini :
Setelah produksi berjalan maka sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan dalam memasarkan telur tersebut yaitu pertama apakah kita langsung menjual telur kita begitu saja atau kedua telur itu kita tetaskan sendiri kemudian kita menjual dalam bentuk DOC ? beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah ini :
- Menjual dalam bentuk telur tidak ada resiko, artinya berapapun telur yang dihasilkan asal bentuk normal akan berubah menjadi uang dan tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama
- Menjual dalam bentuk DOC memang nilai jualnya jauh lebih tinggi bahkan bisa jadi 3 kali lipat dari harga telur akan tetapi resiko dari gagal menetas, kualitas DOC, dan pemasaran DOC perlu untuk mendapat perhatian terlebih waktu yang diperlukan yaitu sekitar 3 minggu
Analisa Usaha
Pemeliharaan Induk Ayam Kampung
Beberapa asumsi :
Beberapa asumsi :
- Indukan yang dipelihara terdiri dari 100 ekor induk betina dengan 13 induk pejantan
- Biaya pembuatan kandang diabaikan karena bahan kandang cukup tersedia dan murah
- Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan bukan usaha pokok
Biaya/modal usaha:
- Harga indukan betina Rp 35.000/ekor dan induk pejantan Rp 50.000/ekor, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 35.000 x 100 ekor = Rp 3.500.000 dan induk jantan Rp 50.000 x 13 ekor = Rp 650.000. Total Rp 4.150.000
- Biaya pakan Rp 300/ekor/hari sehingga Rp 300 x 113 ekor x 365 hari = Rp 12.373.500
- Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x 113 ekor = Rp 22.600
- Tenaga kerja dan biaya pembuatan kandang diabaikan
- Total modal usaha Rp 16.546.100
Pendapatan usaha :
- Harga telur Rp 1.200/butir dan jumlah produksi telur 120 butir/ekor/tahun sehingga dalam satu tahun didapatkan hasil dari penjualan telur Rp 1.200 x 100 ekor x 120 butir = Rp 14.400.000
- Harga ayam babon Rp 40.000/ekor dan jago Rp 75.000/ekor sehingga didapatkan hasil dari penjualan indukan betina Rp 40.000 x 100 ekor = Rp 4.000.000 dan indukan jantan Rp 75.000 x 13 ekor = Rp 975.000 total menjadi = Rp 4.975.000
- Penjualan kotoran diperkirakan dalam satu tahun Rp 100.000
- Total pendapatan usaha Rp 19.475.000
Laba Usaha :
Di dapatkan dari pendapatan usaha dikurangi biaya usaha = Rp 19.475.000 – Rp 16.676.100 = Rp 2.928.900/tahun
Di dapatkan dari pendapatan usaha dikurangi biaya usaha = Rp 19.475.000 – Rp 16.676.100 = Rp 2.928.900/tahun
Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)
Return Cost Ratio (R/C)
Total
penerimaan
Rp 19.475.000
R/C = ———————– = ——————— = 1,177
Total biaya Rp 16.546.100
R/C = ———————– = ——————— = 1,177
Total biaya Rp 16.546.100
Dengan nilai R/C 1,17 berarti usaha
ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan
memperoleh penerimaan Rp 1,18,-
Pendapatan akan masih bisa bertambah
apabila kita bisa menekan biaya pakan dan efisiensi pejantan dengan
Inseminasi Buatan (IB) & penjualan telur dengan harga Maksimal.
Semoga bermanfaat *(Sbr).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar