Jumat, 16 Oktober 2009

MENGENAL TERNAK KAMBING

A.Pemilihan Bibit.
Salah satu faktor keberhasilan dalam beternak kambing, adalah keterampilan memilih bibit ternak (bakalan). Dari bibit yang baik akan menghasilkan keturann yang baik dan cepat tumbuh, terlebih dengan teknik pemberian pakan yang baik dan teratur.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit kambing antara lain :
Umur Ternak : 8 - 12 bulan
Berat Badan : 10 - 15 kg
Ciri-ciri :
• warna kebanyakan tunggal yaitu coklat, hitam, putih, sawo matang atau kombinasi.
• temperamen lincah
• Kepala kecil dan ringan
• Telinga panjang dan mempunyai tanduk
B. Jenis Kambing.
Kambing Jawarandu
Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang. Kambing peranakan etawa berasal dari India sementara kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang punya tingkat reproduksi tinggi. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing etawa dan separuh lagi mirip kambing kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.

kambing jawarandu
Tak seperti kambing peranakan etawa yang bentuknya gagah, kambing Jawarandu mempunyai bentuk fisik mirip kambing kacang. Tak heran jika kambing Jawarandu atau disebut juga Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan ini lebih cocok dikonsumsi sebagai kambing pedaging, baik untuk kambing jantan maupun betina.
Jantan maupun betina sama-sama merupakan tipe pedaging. Kambing ini memiliki karakteristik dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dari kambing etawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg, baik jantan maupun betina bertanduk (lurus atau ke samping), memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai, warna tubuh dominan pada umumnya putih (61,5%), sebagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing gembrong adalah 1,25 kg, rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian prasapih 20%
Kambing Kacang
Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing kacang memiliki ciri-ciri fisik : badan kecil dan pendek, kadang-kadang terdapat gelambir kecil di leher bagian atas. Baik betina maupun jantan kebanyakan bertanduk, telinga berukuran sedang, leher pendek dan tebal, punggung agak melengkung, ekor kecil dan tegak, bulu pada kambing betina pendek sedangkan untuk kambing yang jantan panjang. Warna bulu bervariasi dari hitam, coklat, putih dan kombinasinya, temperamennya gesit, terampil dalam mencari pakan. Kambing kacang merupakan ternak potong dan penghasil daging yang baik.
Kambing kacang / kacangan merupakan kambing lokal berukuran kecil ini tersebar di sebagian besar wilayah pedesaan di Jawa Tengah. Tinggi badannya hanya sekitar 46 cm (betina) dan 50 cm (jantan). Sedangkan bobot badan sekitar 12-15 kg.
Meski bertubuh kecil, kambing kacang memiliki beberapa keunggulan. Antara lain, bersifat lebih prolifik atau reden ketimbang peranakan etawa. Jumlah anak bisa mencapai dua ekor atau lebih. Selain itu, persentase karkas (daging berbanding tulang) juga lebih tinggi
Kambing Peranakan Etawa
Secara Umum identifikasi utama kambing peranakan etawa terbagi menjadi 7 bagian, yaitu :
- Bagian 1 dan 2 adalah ciri bagian kepala dan daerah leher, ke-3 tinggi badan, ke-4 bentuk dan kondisi testis (pelanangan), ke-5 bentuk ekor, ke-6 bulu belakang dan ke-7 panjang badan.

ciri kambing etawa
Untuk lebih jelasnya di bawah ini ulasannya.
• Bagian kepala memiliki bentuk tanduk yang minimalis dan lengkung ke belakang mengikuti pola kepala. Sedangkan bagian depan kepala cembung atau nonong. Memiliki telinga panjang ± 3 cm, telinga jatuh, melipat, dengan bukaan lipatan menghadap ke depan serta tidak ada patahan pada pangkal telinga. Terdapat gelambir panjang dan lebat di bawah kepala.
• Bagian badan memiliki warna cenderung putih bersih, kepala dominan hitam atau coklat. Pada usia 5-6 bulan tinggi badannya mencapai 70 cm dan pada usia di atas 1 tahun mencapai > 95 cm. Untuk kambing betina lebih cenderung memiliki tinggi badan lebih pendek 10-20 cm daripada kambing jantan. Kambing jantan pada usia 5-6 bulan memiliki panjang mencapai 75 cm pada usia di atas 1 tahun panjangnya mencapai 100 cm, untuk kambing betina cenderung lebih pendek 10-20 cm. Untuk berat badan, kambing jantan pada usia 5-6 bulan mencapai > 40 kg usia di atas 1 tahun mencapai > 100 kg. Kambing betina cenderung lebih ringan 10-20 kg.
• Bagian badan belakang memiliki ekor pendek melengkung ke atas depan dengan bulu kaki belakang (gombrang) panjang dan lebat. Untuk kambing jantan memiliki testis (torpedo) simetris dan untuk kambing betina ambing 2 buah simetris

Kambing Etawa
Kambing Etawa disebut juga kambing Jamnapari karena kambing ini berasal dari wilayah Jamnapari India. Tepatnya Kambing Jumna Pari atau Jamnapari mengambil nama sungai Jamna (Jamna par) di Uttar Pradesh , India dimana kambing ini banyak terdapat. Kambing Jamnapari juga banyak terdapat di Agra, Mathura dan daerah Etawa di Uttar Pradesh , Bhind dan daerah Morena di Madhya Pradeshi.
Kambing etawa dikenal di Asia Tenggara sebagai kambing tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan penghasil daging. Jamnapari di impor pertama kali ke Indonesia sejak 1953 dari daerah Etawa, India. Tetapi dipercayai menurut Balitnak kambing PE masuk di Indonesia sekitar 1931 pada masa penjajahan Belanda. Di Indonesia kambing Etawa disilangkan untuk perbaikan mutu kambing lokal, hasil persilangan disebut kambing PE (Peranakan Etawa).

Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung, hidung melengkung, bulu bagian paha sangat lebat,. baik jantan maupun betina bertanduk, telinga panjang terkulai sampai 30 cm. Kaki panjang dan berbulu panjang pada garis belakang kaki. Warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih.

Produksi susu yang baik sebanyak 3 liter/ekor/hari atau produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. hal ini didukung oleh ambing yang besar dan panjang. Tinggi badan jantan dewasa mencapai 90-127 cm, sedangkan yang betina dewasa 76-92 cm. Bobot badan jantan dewasa 68-91 Kg dan yang betina dewasa 36-63 Kg.
Sentra terbesar kambing PE adalah di Kaligesing Purworejo Jawa Tengah. Purworejo (Jateng), Girimulyo, Kulonprogo dan Turi, Sleman (Yogyakarta). Kambing PE juga telah berkembang di Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Bali dan Jawa Tengah.

Di Indonesia kambing PE disilangkan dengan kambing Saanen untuk menghasilkan persilangan penghasil susu yang untuk menghasilkan 1.5 ke 3 liter susu sehari. PE juga disilangkan dengan jenis kambing lokal seperti Kambing Kacang dan Kambing Jawa dan di namakan Kaplo (Koploh), Kaprindo, Bligon, Jawa Rando (Jawa Randu / Jawarandu). Jenis kambing yang sesuai untuk jenis kambing pedaging . Ukuran tubuh lebih kecil dari PE dan mudah diternak.
Situs & Blog terkait “Kambing Etawa”
Kambing Indonesia
Kambing Etawa
Kambing Alpin
Kambing Boer
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg pada umur 5-6 bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 - 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.
Situs & Blog terkait ” Kambing Boer”:
American Boer Goat
Australia Boer Goat
Indonesia Boer Goat
C. Pemilihan Pakan.
Untuk pemberian pakan perlu diperhatikan dalam pemilihan dan pemberiaan pada ternak, pakan yang akan diberikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Mengandung gizi lengkap seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
2. Disukai ternak
3. Mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan atau racun
4. Jumlahnya mencukupi
Jenis Pakan :
1. HIJAUAN :
Hijauan merupakan pakan utama kambing. Penggunaan 100% hijauan sebagai bahan pakan untuk kebutuhan pokok dan berproduksi hanya bisa diberikan bila kwalitas hijauan dijamin baik, dalam arti memenuhi syarat pakan. Hijaun pakan ternak terdiri dari rumput-rumputan, leguminosa dan sisa hasil pertanian.
2. MAKANAN PENGUAT/KONSETRAT :
Contoh makanan penguat : biji-bijian, umbi-umbian, dedak halus/bekatul, ampas tahu dan sebagainya.
Patokan umum bahan makanan yang diperlukan adalah 10% dari berat badan. Namun karena jumlah hijauan yang tidak dimakan cukup besar, dikarenakan sudah tua atau tidak disenangi ternak, maka perhitungan di dua kalikan. Sebagai contoh perhitungan untuk kambing dengan berat badan 30kg, maka hijauan yang harus disediakan adlah : 30X10/10X2= 6 kg/ekor/hari
Sedangkan untuk kebutuhan air pada ternak kambing berkisar antara 1,5 - 2,5 liter air, karena tubuh terdiri 70% air. Apabila sampai mengalami kekurangan air 20% akan berakibat kematian. Air tersebut dibutuhkan untuk pencernaan, sehingga air harus bersih, tidak beracun, dan harus selalu ada.
Komposisi rumput dan dauanan untuk kambing :
Kambing dewasa membutuhkan 75% rumput dan 25% daunan
Kambing bunting membutuhkan 60% rumput dan 40% daunan
Kambing menyusui membutuhkan 50% rumput dan 50% daunan
Kambing Anak lepas membutuhkan 60% rumput dan 40% daunan
D. Penyakit Kambing
Ternak kambing merupakan ternak yang umum dipelihara di pedesaan. Masalah yang sering dijumpai adalah serangan penyakit yang sangat merugikan peternak karena dapat menghambat pertumbuhan, reproduksi bahkan kematian ternak. Bagi peternak di pedesaan untuk mengobati ternak yang sakit wring mengalami kesulitan,karena jauh dari kota ( toko obat ) dan harga obat yang terlalu mahal sehingga sulit terjangkau oleh peternak. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari alternatif lain yaitu dengan menggunakan obat tradisional yang ada dan dapat dilakukan peternak serta harganya murah. Namun demikian usaha pencegahan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan ternak dan lingkungannya, pemberian pakan yang cukup (kualitas dan kuantitas), bersih dan tidak beracun. Beberapa penyakit yang sering menyerang ternak kambing dan dapat diobati secara tradisional diantaranya adalah sebagai berikut:

1. SCABIES (KUDIS)
Penyebab:
Parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan
ternak tidak pernah dimandikan.
Tanda- tanda:
- Kerak - kerak pada permukaan kulit
- Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis
- Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku
Pengobatan :
Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan sabun sampai
bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati dengan
menggunakan:
1. Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian
dipanaskan dan digosokkan pada kulit yang sakit.
2. Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok pada
bagian kulit yang sakit.
3. Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan
pada bagian kulit yang sakit.
Pencegahan:
- Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang
sehat.
- Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis
- Mandikan ternak dua minggu sekali.
- Bersihkan kandang seminggu sekali.

2. BELATUNGAN ( MYASIS )
Penyebab:
Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat berkembang
biak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.
Tanda-tanda:
- Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka
- Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.
Pengobatan:
- Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan gerusan
kamper/kapur barus atau tembakau.
- Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari terjadinya luka
baru atau kotoran.
- Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus
kembali. Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh.
- Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur dapat dipakai
untuk mempercepat pertumbuhan.

3. CACINGAN
Penyebab:
Bermacam-macam cacing terjadi karena kandang yang kotor atau padang
pengembalaan yang kotor.
Tanda-tanda:
- Kurus, bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
- Sembelit atau mencret
- Lesu dan pucat
- Daerah rahang terlihat membengkak
- Mati mendadak
Pengobatan:
1. Tepung buah pinang dicampur dengan nasi hangat dikepal-kepal
kemudian dipaksakan untuk dimakan ternak. Ternak dianjurkan untuk
dipuasakan terlebih dahulu.
2. Daun kelor yang tua dibakar, kemudian debunya dicampur air dan
diminumkan. Pengobatan diulangi satu minggu kemudian.
Pencegahan:
- Kandang dibuat panggung dan bersih
- Pengaritan rumput setelah panas yaitu pada jam 12.00-15.00 atau
pengembalaan ternak pada siang hari jam 10.00-15.00.
- Jangan menggembalakan ternak pada daerah rawa, sungai dan sawah.

4. KERACUNAN TANAMAN
Penyebab:
- Ternak memakan rumput-rumputan atau daun-daunan yang mengandung
zat racun.
Tanda-tanda:
- Mati mendadak, mulut berbusa, kebiruan pada selaput lendir,
pengelupasan kulit/eksim atau terjadi pendarahan.
Pengobatan:
- Cekoklah ternak dengan air kelapa muda.
Pencegahan:
- Tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan ternak di
daerah yang banyak tumbuh tanaman yang mengandung racun.

Sumber :

Dari hasil browsing yang Penulis dapatkan di beberapa situs dan Blog berbagai sumber &
Kumpulan peragaan dalam rangka Penelitian Ternak Kambing dan
domba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar